Belum lama ada temen yang share sebuah link, katanya di suruh baca tanpa di kasih tahu dulu isinya apa.. Ternyata sebuah artikel bagus banget, tentang pengalaman luar biasanya pramugari China.. Saya sendiri adalah seorang pramugari, terlarut dan sangat faham isi dari artikel tersebut.. Mengharukan dan dapat di jadikan pelajaran untuk semua orang.. Aku baca ini sampe nangis lhooo...hehe
Sungguh menarik, jadi saya repost untuk blog saya ini... Selamat membaca ;)
Saya adalah seorang pramugari biasa dari China Airline, karena bergabung dengan perusahaan penerbangan hanya beberapa tahun dan tidak mempunyai pengalaman yang mengesankan, setiap hari hanya melayani penumpang dan melakukan pekerjaan yang monoton.
Pada tanggal 7 Juni yang lalu saya menjumpai suatu pengalaman yang membuat perubahan pandangan saya terhadap pekerjaan maupun hidup saya.
Hari ini jadwal perjalanan kami adalah dari Shanghai menuju Peking, penumpang sangat penuh pada hari ini.
Diantara penumpang saya melihat seorang kakek dari desa, merangkul sebuah karung tua dan terlihat jelas sekali gaya desanya, pada saat itu saya yang berdiri dipintu pesawat menyambut penumpang kesan pertama dari pikiran saya ialah zaman sekarang sungguh sudah maju
seorang dari desa sudah mempunyai uang untuk naik pesawat.
Ketika pesawat sudah terbang, kami mulai menyajikan minuman, ketika melewati baris ke 20, saya melihat kembali kakek tua tersebut, dia duduk dengan tegak dan kaku ditempat duduknya dengan memangku karung tua bagaikan patung.
Kami menanyakannya mau minum apa, dengan terkejut dia melambaikan tangan menolak, kami hendak membantunya meletakan karung tua diatas bagasi tempat duduk juga ditolak olehnya, lalu kami membiarkannya duduk dengan tenang, menjelang pembagian makanan kami melihat dia
duduk dengan tegang ditempat duduknya, kami menawarkan makanan juga ditolak olehnya.
Akhirnya kepala pramugari dengan akrab bertanya kepadanya apakah dia sakit, dengan suara kecil dia mejawab bahwa dia hendak ke toilet tetapi dia takut apakah dipesawat boleh bergerak sembarangan, takut merusak barang didalam pesawat.
Kami menjelaskan kepadanya bahwa dia boleh bergerak sesuka hatinya dan menyuruh seorang pramugara mengantar dia ke toilet, pada saat menyajikan minuman yang kedua kali, kami melihat dia melirik ke penumpang disebelahnya dan menelan ludah, dengan tidak menanyakannya kami meletakan segelas minuman teh dimeja dia, ternyata gerakan kami mengejutkannya, dengan terkejut dia mengatakan tidak usah, tidak usah, kami mengatakan engkau sudah haus minumlah, pada saat ini dengan spontan dari sakunya dikeluarkan segenggam uang logam yang disodorkan kepada kami, kami menjelaskan kepadanya minumannya gratis, dia tidak percaya, katanya saat dia dalam perjalanan menuju bandara, merasa haus dan meminta air kepada penjual makanan dipinggir jalan dia tidak diladeni malah diusir. Pada saat itu kami mengetahui demi menghemat biaya perjalanan dari desa dia berjalan kaki sampai mendekati bandara baru naik mobil, karena uang yang dibawa sangat
sedikit, hanya dapat meminta minunam kepada penjual makanan dipinggir jalan itupun kebanyakan ditolak dan dianggap sebagai pengemis.
Setelah kami membujuk dia terakhir dia percaya dan duduk dengan tenang meminum secangkir teh, kami menawarkan makanan tetapi ditolak olehnya.
Dia menceritakan bahwa dia mempunyai dua orang putra yang sangat baik, putra sulung sudah bekerja di kota dan yang bungsu sedang kuliah ditingkat tiga di Peking. anak sulung yang bekerja di kota menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersama di kota tetapi kedua orang tua tersebut tidak biasa tinggal dikota akhirnya pindah kembali ke desa, sekali ini orang tua tersebut hendak menjenguk putra bungsunya di Peking, anak sulungnya tidak tega orang tua tersebut naik mobil
begitu jauh, sehingga membeli tiket pesawat dan menawarkan menemani bapaknya bersama-sama ke Peking, tetapi ditolak olehnya karena dianggap terlalu boros dan tiket pesawat sangat mahal dia bersikeras dapat pergi sendiri akhirnya dengan terpaksa disetujui anaknya. Dengan merangkul sekarung penuh ubi kering yang disukai anak bungsunya, ketika melewati pemeriksaan keamanan dibandara, dia disuruh menitipkan karung tersebut ditempat bagasi tetapi dia bersikeras membawa sendiri, katanya jika ditaruh ditempat bagasi ubi tersebut akan hancur dan anaknya tidak suka makan ubi yang sudah hancur, akhirnya kami membujuknya meletakan karung tersebut di atas bagasi
tempat duduk, akhirnya dia bersedia dengan hati-hati dia meletakan karung tersebut.
Saat dalam penerbangan kami terus menambah minuman untuknya, dia selalu membalas dengan ucapan terima kasih yang tulus, tetapi dia tetap tidak mau makan, meskipun kami mengetahui sesungguhnya dia sudah sangat lapar, saat pesawat hendak mendarat dengan suara kecil dia
menanyakan saya apakah ada kantongan kecil? dan meminta saya meletakan makanannya di kantong tersebut. Dia mengatakan bahwa dia belum pernah melihat makanan yang begitu enak, dia ingin membawa makanan tersebut untuk anaknya, kami semua sangat kaget.
Menurut kami yang setiap hari melihat makanan yang begitu biasa dimata seorang desa menjadi begitu berharga.
Dengan menahan lapar disisihkan makanan tersebut demi anaknya, dengan terharu kami mengumpulkan makanan yang masih tersisa yang belum kami bagikan kepada penumpang ditaruh didalam suatu kantongan yang akan kami berikan kepada kakek tersebut, tetapi diluar dugaan dia menolak pemberian kami, dia hanya menghendaki bagian dia yang belum dimakan tidak menghendaki yang bukan miliknya sendiri, perbuatan yang tulus tersebut benar-benar membuat saya terharu dan menjadi pelajaran berharga bagi saya.
Sebenarnya kami menganggap semua hal tersebut sudah berlalu, tetapi siapa menduga pada saat semua penumpang sudah turun dari pesawat, dia yang terakhir berada di pesawat. Kami membantunya keluar dari pintu pesawat, sebelum keluar dia melakukan sesuatu hal yang sangat tidak bisa saya lupakan seumur hidup saya, yaitu dia berlutut dan menyembah kami, mengucapkan terima kasih dengan bertubi-tubi, dia mengatakan bahwa kami semua adalah orang yang paling baik yang dijumpai, kami di desa hanya makan sehari sekali dan tidak pernah meminum air yang begitu manis dan makanan yang begitu enak, hari ini kalian tidak memandang hina terhadap saya dan meladeni saya dengan sangat baik, saya tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian, dengan menyembah dan menangis dia mengucapkan perkataannya. Kami semua dengan terharu memapahnya dan menyuruh seseorang anggota yang bekerja dilapangan membantunya keluar dari lapangan terbang. Selama 5 tahun bekerja sebagai pramugari, beragam-ragam penumpang sudah saya jumpai, yang banyak tingkah, yang cerewet dan lain-lain, tetapi belum pernah menjumpai orang yang menyembah kami, kami hanya menjalankan tugas kami dengan rutin dan tidak ada keistimewaan yang kami berikan, hanya menyajikan minuman dan makanan, tetapi kakek tua yang berumur 70 tahun tersebut sampai menyembah kami mengucapkan terima kasih, sambil merangkul karung tua yang berisi ubi kering dan menahan lapar menyisihkan makanannya untuk anak tercinta, dan tidak bersedia menerima makanan yang bukan bagiannya, perbuatan tersebut membuat saya sangat terharu dan menjadi pengalaman yang sangat berharga buat saya dimasa datang yaitu jangan memandang orang dari penampilan luar tetapi harus tetap menghargai setiap orang dan mensyukuri apa yang kita dapat.
Mantab kisah nya..
BalasHapusSebuah pelajaran berharga bisa gw ambil..
Gw sendiri termasuk orang yg suka memandang sebelah mata dengan orang desa...
Semoga tidak akan seperti itu lagi..
kasian sekali lho perna nganggap org desa sebelah mata belum tau ya??yg bnyak jd pejabat,pengusaha dn sukses itu org desa...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWaduh Gagal PERTAMAX Ne ane
BalasHapuspelajaran yang sangat berharga....dan membuat untuk tetap bersyukur kepadaNYA terhadap apa yang kita miliki...nice post mba arfita..
BalasHapussuch a beautiful experience, thank you for share with us...
BalasHapusStill...there is a good man in this world...we can be like him....
BalasHapusNice story...
BalasHapusSubhanallah...Allahu Akbar itulah bukti dari kesederhanaan dan laku prihatin...
BalasHapusngga perlu kotbah macem2, yang penting tindakan ! bravo Fita !
BalasHapusfitaaaaa kisah ini bagus, tp bikin nangis tauuuu....dalam hidup bersyukurlah jika kita punya hati nurani untuk orang lain...bnyk orng yg mati hati nuraninya tertutup...bisa masuk di bab pertengahan cerita nih:).
BalasHapusni,,,, baru cerita,,,ga kerasa air mata ngalir gitu aja..pelajaran hidup yang sangat berharga.setiap manusia adalah sama.tapi kadang banyak orang di butakan dgn apa yg dimilikinya menjadikan orang lain hina. kata bung Rhoma sih TERLALU !!!
BalasHapuscerita pengalaman pramugari china ini baguuss..
BalasHapuskakek tersebut punya sifat yg sangat istimewa, salah satunya sangat sayang kepada anaknya hingga menyisakan makanannya untuk anaknya. . jarang sekali kalau seorang laki2 mempunyai sifat tersebut, kebanyakan condong ke sifat perempuan / sifat seorang ibu kebanyakan...
Mengharukan sekali, , sampai nangis pulsa dirimu Fitaa..
jadi teringat figur seorang alm.ayah gw, , rasanya jadi kangen sambil selimutan kedinginan + gak nyesel baca artikel dirimuu... suksess !!! :)
mba saya terharu bacanya sampe turun juga air mata ga ke tahann..
BalasHapusterima kasih mba udh d repost lagi..
bner2 kesindir saya mba..
menyentuh hati banget kisahnya
BalasHapushalooo haloooo... ini cerita emang bagus kaaaan makanya aku repost supaya ga cuma aku doang yang jadi korban sampe nangis-nangis gara-gara baca cerita inii hihi.. buat yang ngerasa kesindir makasi yaa udah share cerita ini ke aku hehe.. terus buat yang nangis jangan lupa di elap ingusnyaaa hahahaha *peace*
BalasHapuscerita ini menjadi pelajaran bahwa orang yang sederhana memiliki keikhlasan dan ketulusan yang luar biasa... jadi lah seperti padi yang makin berisi makin merunduk thanks ;)
semua orang memandang bintang di langit, tetapi tidak semua orang dapat mengambil pelajaran darinya.
BalasHapusPada kisah di atas terkandung pelajaran yang luar biasa, melalui anda RABBku telah mengajarkan hal yang luar biasa kepadaku.
Terima kasih.
Sangat menyentuh mbak, itulah makanya kita harus banyak bersyukur atas apa yang telah dianugerahkan kepada kita,...
BalasHapusijin copas sist
BalasHapus